PENDIDIKAN
DI ERA DIGITAL
KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَفَضَّلَهُ عَلَى
كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ بِالْإِنْعَامِ وَالتَّكْرِيْمِ، فَإِنِ اسْتَقَامَ عَلى
طَاعَةِ اللهِ اسْتَمَرَّ لَهُ هذَا التَّفْضِيْلُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ،
وَإِلاَّ رُدَّ فِي الْهَوَانِ وَالْعَذَابِ الْأَلِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَهُوَ الْخَلاَّقُ الْعَلِيْمِ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَهِدَ لَهُ رَبُّهُ
بِقَوْلِهِ: {وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيْمِ} صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ سَارُوْا عَلَى النَّهْجِ القَوِيْمِ وَالصِّرَاطِ
المُسْتَقِيْمِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا، أَمَّ بَعْدُ
Saudara-saudara kaum muslimin rahimahumullah! Saya berwasiat
kepada Anda dan saya pribadi untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Bertakwalah kepada Allah dalam mengurus diri sendiri dan keluarga
Anda. Betakwalah kepada Allah dalam mengurus anak-anak dan orang-orang yang
menjadi tanggung jawab Anda. Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
maka dia akan memberikan perlindungan, kecukupan dan petunjuk kepada Anda.
Ibadallah! Tahukah Anda, ukuran apakah yang digunakan untuk
mengukur kemajuan individu dan masyarakat? Timbangan apakah yang digunakan
untuk menilai keunggulan suatu bangsa? dan apa landasan yang digunakan untuk
membangun kejayaan dan peradaban? Semua itu tidak mungkin terjadi tanpa
perhatian yang amat besar terhadap tema yang sangat penting. Sebuah tema yang
merupakan cita-cita para ulama dan pendidik, masalah para da’i dan muballigh,
serta sasaran para intelektual dan relawan. Dan sebelum itu semua, ia merupakan
cita-cita para orang tua, kerja besar pada guru, dan pendidik, di samping
merupakan tuntunan mendesak pada semua negara dan pemerintahan. Betapa banyak
tenaga yang dihabiskan untuk mengurusnya. Betapa banyak potensi dan kemampuan
yang dikerahkan untuk mendukungnya! Betapa banyak kekuatan yang dicurahkan
untuk mewujudkannya! Dan betapa banyak dana yang dibelanjakan untuk
melaksanakannya! Namun, itu semua tidak bisa dianggap banyak untuk sebuah tema
kunci kejayaan umat yang berkuasa, sukses dan memimpin. Sebaliknya jika
diabaikan, kerusakan dan kehancuran akan menimpanya. Ketika itu ucapkan,
“Selamat tinggal” kepada umat dan berikan ucapan bela sungkawa kepada
puing-puingnya.
Wahai para hamba Allah! Tahukah Anda, apakah tema yang sangat penting itu?
tema itu ialah “Pendidikan”. Ini bener-bener tugas dan tanggung jawab yang
sangat berat.
Ma’asyiral muslimin rahimahumullah! Sesungguhnya, tanggung jawab
mendidik generasi muda dan menyiapkan tokoh-tokoh laki-laki dan wanita adalah
tanggung jawab yang sangat berat. Dan sesungguhnya masalah perhatian terhadap
belahan jiwa dan buah hati (baca: putra-putri) adalah masalah yang sangat
besar. Umat Islam harus mencurahkan seluruh perhatiannya kepada masalah ini.
Sebab, pilar-pilar kebahagian mereka pada diri pribadi maupun masyarakat
bertumpu pada masalah pendidikan ini. Oleh karena itu, pendidikan harus
dipersiapkan secara matang. Kurikulum harus dirumuskan, perencanaan harus
disiapkan, tenaga harus dikerahkan dan orang-orang yang berkemampuan harus
dibatalkan, agar proses pendidikan berjalan dengan baik, tidak teratuk batu di
tengah jalan, jauh dari segala macam pertentangan dan dualisme. Terhindar dari
taklid buta dan latah, serta dibarengi perasaan bangga akan kepribadian Islam dan
tata cara syar’i, seraya berpegang teguh pada petunjuk Alquran dan
mengikuti Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Saudara-saudara seagama), Ikhwatal Islam! Sesungguhnya,
kepentingan kita pada pendidikan melebihi segala kepentingan lainnya. Dan kebutuhan
kita terhadap pendidikan lebih tinggi dari kebutuhan lainnya. Apa artinya tubuh
dan badan tanpa nilai aturan dan agama? Apa artinya jasad dan raga tanpa akal
dan nyawa? Apa artinya wadah bila isinya rusak? Setiap makhluk punya jasad.
Manusia dan binatang sama-sama mencari makanan dan minuman. Orang-orang mukmin
dan kafir, berbakti dan durhaka, baik dan jahat sama-sama butuh makanan dan
udara. Tetapi, kaidah-kaidah, aturan-aturan, pendidikan, pengajaran, akidah dan
iman yang benar hanyalah milik orang-orang Islam.
Saudara-saudara seiman dan seakidah! Masyarakat manusia dewasa ini banyak
didera musibah dan bencana. Dan banyak sekali kemalangan dan malapetaka menimpa
mereka. Mengapa angka kejahatan mengalami peningkatan dan mencengangkan? Hal
itu tidak lain karena kurangnya perhatian terhadap pendidikan. Kezaliman,
kesewenang-wenangan, dan kerusakan tidak akan merajalela kecuali pendidikan
manusia diperlakukan secara buruk, akhlaknya menyimpang dan perilakunya
terperosok ke dalam jurang kehancuran. Banyak generasi telah berganti dengan
fitnah terjungkir balik, tidak ada pendidikan, dan tidak mengetahui hak-hak
Allah, maupun hak-hak hamba Allah. Mereka tidak punya amanah yang harus
diemban, tidak punya tujuan yang hendak dicapai, tidak bisa mengenali yang makruf dan
tidak bisa mengetahui yang mungkar. Hidup mereka hanyalah permainan dan
pengangguran. Kondisi mereka sangat buruk dan menyimpang. Mereka tenggelam di
dalam lumpur kenistaan dan mengabaikan keutamaan. Mereka tidak menyimpan kebaikan
sedikit pun bagi bangsa dan negara. Adakah kejahatan sosial yang lebih berat
dari ini?
Sesungguhnya, keberadaan generasi yang jauh dari pendidikan yang benar
merupakan kejahatan terhadap masyarakat dan umat secara keseluruhan. Betapa
banyak masyarakat yang mengeluhkan penyimpangan prilaku remaja? Betapa banyak
orang tua yang mengeluhkan kenakalan anak-anak? Dan betapa banyak ayah ibu yang
tersiksa dengan kedurhakaan anak-anak dan keengganan mereka untuk menunaikan
tugas-tugas. Namun, mereka lupa (atau pura-pura lupa) bahwa inti persoalan ini
terletak pada buruknya pendidikan.
Oleh karena itu, umat Islam berkewajiban melaksanakan tanggung jawabnya
masin-masing dalam menyelesaikan masalah ini dengan mengerahkan segenap potensi
dan kemampuan yang dimiliki. Mereka juga harus bekerja sama dengan semua
saluran yang ada: rumah, keluarga, kedua orang tua, kerabat, sekolah, kampus,
masjid, klub bermain, seluruh lapisan masyarakat, dan segenap media massa
dengan semua saluran yang ada. Semuanya harus bekerja keras dalam mendidik, membangun,
dan menanamkan norma-norma akhlak pada diri putra-putrinya. Agar kelak lahir
generasi muda yang ideal, baik laki-laki maupun wanita.
Wahai umat Islam! Agama kita telah memberikan perhatian yang sangat besar
pada masalah pendidikan. Bahkan, masyarakat dahulu maupun sekarang belum pernah
diberikan oleh rezim manapun di barat maupun di timur. Jauh dari
filsafat-filsafat yang rumit dan pikiran-pikiran yang tercemar. Maka, Islampun
tampil dengan penemuan baru. Sementara upaya orang-orang yang tertipu oleh
musuh-musuhnya gagal total. Cahaya hidayah menyinari umat manusia, sedang
kehidupan orang-orang yang berpaling dari jalan hidayah Tuhan adalah gelap
gulita, kendati gelar mereka berkibar-kibar. Mereka melabuhi orang-orang awam
dengan kata-kata bermadu yang mengklaim pembaharuan dan modernisasi. Padahal,
sejatinya semua teori pendidikan yang jauh dari petunjuk Alquran dan Sunnah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kebangkrutan yang tiada
tara. Apa yang bisa dia berikan kepada umat manusia apabila ia sendiri
berlindung dari panasnya pasir dengan bara api?
Tidak ada yang bisa menyelamatkan generasi muda dunia selain pendidikan yang
didasarkan pada ajaran Islam. Karena hanya pendidikan inilah yang memiliki
tujuan mulia, yaitu pengabdian kepada Allah yang Mahaesa lagi Mahaperkasa dan
pendayagunaan semua bidang untuk berkhidmat kepada prinsip yang fundamental
ini. Demikian juga pendidikan yang dimaksudkan untuk menjadikan generasi muda
sebagai pengemban akidah, pemilik cita-cita yang tinggi, pembawa iman, dan
pemilik budi pekerti. Hal itu terlihat pada ucapan, pola pergaulan dan prilaku
mereka.
Ikhwatal iman! Ketika kita merenungkan tentang saluran-saluran
terpenting yang bertanggung jawab atas pendidikan di masyarakat, kita melihat
bahwa rumah adalah pondasi utama pendidikan. Keluarga adalah bibit pertama
dalam pelaksanaan proses pendidikan. Dan hal itu harus dimulai dari pemilihan
calon istri shalihah yang memiliki asal-usul yang baik dan mutu yang bagus (bibit-bobot-bebet).
Karena, seorang istri harus dipersiapkan menjadi pedidik yang handal dan
sekolah yang pertama. Dan hal ini harus dilakukan secara bertahap hingga si
anak dapat membuka matanya di pangkuan kedua orang tuanya. Di sini, ia harus
mendapatkan perhatian akhlak dan pendidikan iman yang memadai, sebelum
perhatian masalah duniawi. Ini berangkat dari kewajiban Islam dalam masalah
tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ لاَّيَعْصُونَ اللهَ
مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim :6)
Menurut para ulama, maksudnya ialah: “Ajarilah, didiklah dan bimbinglah
mereka dengan sesuatu yang bisa memelihara mereka dari azab Allah.”
Ini adalah amanah yang sangat berat. Benar-benar celaka orang yang
mengkhianatinya. Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar radiyallahu
‘anhu bahwa Rasulullallah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
(artinya),
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang
kepemimpinannya.” (H.R. Al-Bukhari, 2554, dan Muslim, 1829)
Di rumah anak-anak semasa kecilnya belajar dari apa yang ada pada ayah dan
ibunya. Keduanya adalah suri teladan baginya. Anak-anak selalu meniru ucapan
dan perbuatan kedua orang tuanya. Karenanya, orang tua memiliki tanggung jawab
yang sangat besar dalam mengarahkan anaknya. Tentang besarnya pengaruh orang
tua terhadap anaknya Rasulullah bersabda (artinya),
“Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Lalu kedua
orang tuanya membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R.
Al-Bukhari, 1385 dan Muslim, 2658)
At-Tirmidzi dan lain-lain meriwayatkan atsar,
“Tidaklah seorang ayah memberikan sesuatu kepada anaknya yang lebih baik
dari adab yang bagus.” (H.R.Ahmad, 3/412, At-Tirmidzi, 1952 dan Al-Hakim,
4/263 )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda (artinya),
“Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat saat berusia tujuh tahun. Dan
pukullah mereka (dengan pukulan yang mendidik, ed.), karena meninggalkannya
saat berusia sepuluh tahun. Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur.” (H.R.
Ahmad,2/180, Abu Daud, 495 dan Al-Hakim,1/197)
Ini adalah petunjuk-petunjuk pendidikan bagi rumah tangga muslim, di mana
anak-anak didik dengan akidah dan keutamaan, di samping memiliki bekal empirik
yang memadai, bahkan lebih banyak. Oleh karena itu, banyak para orang tua yang
keliru ketika mereka mengutamakan pendidikan anak-anaknya pada pemenuhan
keinginan dan kebutuhan materi (duniawi) semata.
Wahai para ayah dan para ibu! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam mendidik putra-putri Anda. Jadilah suri teladan yang baik
bagi mereka. Didiklah mereka untuk peduli kepada Kitab Allah dan perhatian
kepada Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ikutilah jalan
Islam di dalam mendidik mereka. Perlakukanlah mereka dengan lemah lembut. Tapi
tegaslah kepada mereka bila mereka melakukan kesalahan berulang-ulang. Jangan
sekali-kali tampil di hadapan mereka dengan penampilan yang tidak layak.
Biasakanlah mereka berbuat baik untuk orang lain. Biasakanlah mereka dengan
akhlak yang mulia saat bergaul dengan sesama. Biasakanlah mereka menjaga lidah
mereka dan menjauhi caci maki, dusta, ucapan kotor, dan sebagainya. Dan
janganlah sekali-kali putra-putri Anda melihat pertengkaran Anda. Karena hal
itu bisa mengganggu kejiwaan mereka dan merusak mental mereka.
Jangan pernah menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan mereka kepada para
pembantu rumah tangga. Karena hal itu sangat beresiko terhadap keluarga. Sebab,
fakta di lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya para pembantu memiliki pola
pikir, perangai dan kebiasaan yang kurang baik. Bahkan, bagi orang-orang yang
sangat peduli pada keluarganya menganggap bahwa para pembantu itu bener-bener
berbahaya. Jauhkanlah putra-putri Anda dari pergaulan yang buruk. Kontrollah
shalat mereka. Awasilah kesendirian mereka. Perhatikanlah, dengan siapa mereka
berjalan? Dengan siapa mereka berteman? Apa yang mereka baca? Apa yang mereka
dengarkan? Dan apa yang mereka saksikan? Terapkan pengawasan ketat, tetapi
dibarengi dengan perasaan cinta dan belas kasih. Karena, penggembala yang baik
tidak akan membiarkan gembalanya mendekati padang binatang buas.
Jangan sekali-kali keluarga Anda disuapi aneka macam perang pemikiran dan
moral, baik dengan izin maupun tidak. Karena penyusup-penyusup itu bisa
merobohkan apa yang telah Anda bangun dengan susah payah dan meruntuhkan apa
yang telah Anda tegakkan. Besarkanlah mereka dengan kemuliaan-kemuliaan dan
jauhkanlah mereka dari kenistaan-kenistaan.
Generasi muda kita akan tumbuh dan berkembang
Sesuai dengan apa yang dibiasakan oleh ayahnya
Sesuai dengan apa yang dibiasakan oleh ayahnya
Berdoalah selalu kepada Allah agar mereka senantiasa mendapat hidayah dan
menjadi orang yang shalih, seperti yang dilakukan oleh para Nabi.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di dalam doanya mengucapkan,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ
الصَّالِحِينَ
Ya Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk
orang-orang yang saleh. (Q.S. Ash-Shaffat: 100)
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن
نَّعْبُدَ اْلأَصْنَامَ
Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala. (Q.S. Ibrahim: 35)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ
الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
Ya Rabb-ku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat. (Q.S. Ibrahim: 40)
Zakariya ‘alaihissalam pernah berdoa,
قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن
لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً
Ya Rabb-ku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
(Q.S. Ali Imran: 38)
Apa artinya anak kalau tidak baik? Wal ‘iya dzubillah.
Luqman Al-Hakim memberikan banyak wasiat yang terkenal kepada anaknya
sebagaimana termaktub dalam surat Luqman.
Dan Nabi kita Muhammad pun banyak memberikan bimbingan dan pendidikan kepada
generasi muda, baik melalui ucapan maupun perbuatan.
Ajarilah mereka adab-adab makan, minum, tidur, bergaul dan di masjid.
Wahai para ayah dan ibu! Bertakwalah kepada Allah. Awasilah putra-putri
Anda, karena mereka adalah amanah yang ada di pundak Anda. Jangan pernah
membiarkan mereka lepas dari pengawasan Anda sama sekali. Saudaraku! Kalau Anda
bertanya tentang saluran kedua dalam mendidik generasi muda menurut sistem
pendidikan Islam, jawabnya adalah sekolah. Karena, perannya dalam bidang
pendidikan sengat menonjol. Apa yang terbayang di benak Anda saat melihat tempat
di mana anak-anak menghabiskan setengah harinya di sana dengan beragam
aktivitas dan kegiatan? Tidak ada yang meragukan dan menyangsikan, bahwa
sekolah adalah pos yang sangat penting dan benteng pertahanan yang sangat
kokoh. Para penanggungjawabnya harus melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya dalam mengajar, mendidik dan memperbaiki kondisi anak didiknya.
Wahai para bapak guru dan ibu guru! Bertakwalah kepada Allah dalam
menunaikan amanah mendidik putra-ptri umat Islam. Jadilah suri teladan yang baik
bagi mereka. Didiklah mereka agar mencintai pendidikan dan pengajaran.
Padukanlah kedua proses tersebut. Buatlah jembatan komunikasi yang selalu
terhubung antara sekolah dan wali murid, agar keshalihan anak-anak dapat
tercapai dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan pernah anak
didik Anda melihat Anda melakukan sesuatu yang diharamkan. Karena demi Allah,
ilmu pengetahuan tidak akan bermanfaat tanpa disertai dengan adab, akhlak dan
pendidikan.
Wahai para hamba Allah! Saat tiba giliran masjid, ternyata ia adalah taman
di tengah padang pasir (oase) yang aman, damai, nyaman dan tenteram. Di sini,
setiap orang bisa belajar membaca Alquran, menunaikan shalat, berzikir, dan
berdoa. Tidak ada yang menyangsikan bahwa masjid dan sekolah memiliki peras
besar dalam dunia pendidikan. Karena masjid dan sekolah merupakan pertahanan
yang kuat, benteng yang kokoh dan pos yang penting. Karena di situlah terpancar
sinar perbaikan bagi seluruh masyarakat.
Sedangkan media massa memiliki tanggung jawab paling besar, terutama pada
era informasi seperti ini. Maka adalah wajib hukumnya memanfaatkan media-media
ini untuk mendidik dan membesarkan generasi setiap rumah dan menjangkau seluruh
kota dan desa. Karenanya harus dimanfaatkan untuk menyampaikan kebajikan dan
menyebarluaskan nilai-nilai keutamaan. Dan para penanggungjawabnya pasti
menyadari hal itu. Sebutlah gelombang yang dipancarkan oleh saluran-saluran
televisi dan internet yang merusak pendidikan. Ini membuat kita sangat waspada
dan hati-hati.
Kita memohon kepada Allah agar berkenan memberi kita kekuatan dalam mendidik
putra-putri kita sesuai dengan ajaran yang diridhai dan dicintai-Nya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). (Q.S. Al-Furqan: 74)
Ya Tuhan kami, jadikanlah keturunan kami sebagai orang yang shalih dan
mengajak orang lain menjadi orang yang shalih, dan menjadi orang yang mendapat
hidayah dan menjadi hidayah bagi orang lain. Wahai Tuhan Yang Maha Mendengar
doa.
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلهِ مُقَلِّبِ
القُلُوْبِ وَعَلاَّمِ الغُيُوْبِ، وَقَابِلِ التَّوْبَةِ مِمَّنْ يَتُوْبُ،
شَدِيْدِ الْعِقَابِ عِنْدَ قَسْوَةِ القُلُوْبِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَ رَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ سَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا، أَمَّ بَعْدُ
Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
dan laksanakanlah kewajiban Anda dalam mendidik diri dan anak-anak yang menjadi
tanggung jawab Anda. Karena Anda semua sudah tahu betapa pentingnya masalah
ini, terutama pada zaman akhir seperti ini. Demi Allah yang tiada Ilah
selain Dia, kalau kita mau melaksanakan kewajiban ini, niscaya kita tidak akan
mengeluhkan banyaknya masalah, kejahatan dan prilaku yang menyimpang. Di
samping itu permasalahan kenakalan akan berkurang dan kerusakan akhlak akan
menghilang.
Namun, ada satu bagian yang amat sangat istimewa dalam masalah pendidikan
secara umum. Yaitu perhatian terhadap pedidikan wanita, baik sebagai anak,
saudara, maupun istri. Terutama wanita semenjak dini untuk memegang teguh
nilai-nilai keutamaan dan memiliki rasa malu. Tepat sekali apa yang dikatakan
oleh penyair berikut ini,
Siapakah yang peduli pada pendidikan wanita?
Karena dialah penyebab keterpurukan di timur
Didiklah anak-anak perempuan dengan keutamaan
Karena ia adalah pegangan terbaik mereka di timur dan di barat
Ibu adalah sekolah
Bila Anda menyiapkannya dengan baik
Anda telah menyiapkan bangsa yang harum namanya
Ibu adalah taman, bila air hujan terus mengguyurnya
Daun-daun dan rimbun akan mengelilinginya
Ibu adalah guru pertama bagi para guru
Yang kemuliaan mereka melanglang buana
Karena dialah penyebab keterpurukan di timur
Didiklah anak-anak perempuan dengan keutamaan
Karena ia adalah pegangan terbaik mereka di timur dan di barat
Ibu adalah sekolah
Bila Anda menyiapkannya dengan baik
Anda telah menyiapkan bangsa yang harum namanya
Ibu adalah taman, bila air hujan terus mengguyurnya
Daun-daun dan rimbun akan mengelilinginya
Ibu adalah guru pertama bagi para guru
Yang kemuliaan mereka melanglang buana
Kini, masyarakat mengeluhkan maraknya kejadian-kejadian yang haram;
pemandangan yang merangsang birahi, penampilan seronok, pakaian mini, dan
pergaulan bebas. Hal itu terjadi setelah mereka mengabaikan pendidikan wanita.
Bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang bertanggung jawab memimpin
wanita, baik sebagi suami, maupun orang tua. Didiklah mereka dengan baik,
bimbinglah mereka ke jalan yang benar. Yakinkan mereka agar tetap tinggal di
rumah dan menjaga hijab. Agar mereka tidak menjadi pemicu fitnah atau korban
fitnah. Karena ini dapat merusak bangunan masyarakat dari pondasinya.
Adalah kesalahan nyata dan pengkhianatan besar bila kita membiarkan wanita
begitu saja dan menuruti segala kemauannya, tanpa bertanya halal atau haram,
tanpa membimbing maupun mengawasi, dalam hal berpakaian maupun hal-hal penting
lainnya. Bahkan, ada sebagian orang yang sengaja membawa foto-foto seronok,
gambar-gambar terlarang dan media-media yang mengundang syahwat dan
membiarkannya berada di tengah-tengah putra-putrinya.
Dia melemparkannya ke laut dengan tangan terikat
Dan dia berkata, “Awas! Awas! Jangan sampai basah terkena air!”
Dan dia berkata, “Awas! Awas! Jangan sampai basah terkena air!”
Jadi, semua orang hendaknya bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam menjalankan amanah yang ada di pundaknya. Laksankanlah kewajiban Anda
dalam memberikan pendidikan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Jika ini dilaksanakan
dengan baik, niscaya kondisi akan membaik dan masyarakat akan merasakan
kebahagiaan yang nyata. Insya Allah.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya. (Q.S. Al-Ahzab: 56)
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar